Langsung ke konten utama

Kisah Sultan Abdurrahman & Pendirian Kota Pontianak

Istana Kadriah peninggalan Kesultanan Pontianak.


Pada abad ke-18, Kalimantan Barat masih dipenuhi hutan lebat dan dihuni oleh suku-suku pribumi. Namun, di antara gelombang perubahan, seorang pemimpin muncul untuk mendirikan sebuah kota yang kini menjadi ibu kota Kalimantan Barat: Pontianak.

1. Asal Usul Sultan Abdurrahman

Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie berasal dari keluarga bangsawan Arab yang bermigrasi ke Nusantara. Ayahnya, Syarif Hussein, adalah seorang ulama yang berkelana di berbagai daerah sebelum menetap di Kalimantan Barat.

Abdurrahman sendiri dikenal sebagai seorang pemimpin yang cerdas, pemberani, dan memiliki wawasan luas dalam strategi pemerintahan serta perdagangan. Ia memiliki ambisi besar untuk membangun sebuah kesultanan yang kuat di tepi Sungai Kapuas.

2. Pembangunan Pontianak & Gangguan Makhluk Gaib

Pada tahun 1771, Abdurrahman beserta pengikutnya berlayar menyusuri Sungai Kapuas untuk mencari lokasi yang tepat untuk mendirikan kerajaan.

Ketika mereka tiba di sebuah daerah yang sekarang dikenal sebagai Pontianak, mereka memilih persimpangan tiga sungai—Sungai Kapuas Kecil, Sungai Landak, dan Sungai Kapuas Besar—sebagai tempat yang strategis untuk perdagangan dan pertahanan.

Namun, ada gangguan mistis yang menghalangi mereka.

  • Pontianak, Sang Pengganggu

    • Saat mereka mendirikan pemukiman, mereka sering diganggu oleh makhluk halus.
    • Makhluk ini dikenal sebagai Pontianak, sejenis hantu wanita yang dipercaya berasal dari roh wanita yang meninggal saat melahirkan.
    • Pontianak ini kerap menyerang perkemahan mereka, mengeluarkan suara menyeramkan, dan membuat orang ketakutan.
  • Mengusir Makhluk Gaib dengan Meriam

    • Sultan Abdurrahman dan pasukannya menembakkan meriam ke hutan untuk mengusir makhluk-makhluk halus tersebut.
    • Konon, suara ledakan meriam membuat para makhluk gaib itu pergi dan wilayah itu akhirnya bisa dibangun menjadi pemukiman manusia.
    • Itulah mengapa, hingga kini, tradisi menembakkan meriam karbit masih dilakukan setiap bulan Ramadan di Pontianak, sebagai simbol dari kisah ini.

3. Kesultanan Pontianak & Perkembangannya

Setelah berhasil menyingkirkan gangguan gaib, Sultan Abdurrahman mulai membangun kerajaan dengan struktur yang lebih teratur:

  • Membangun Istana Kadriah → Istana ini menjadi pusat pemerintahan dan tempat tinggal keluarga kerajaan.
  • Menjadikan Pontianak sebagai pusat perdagangan → Lokasinya yang strategis di tepi sungai membuat banyak pedagang datang, baik dari Nusantara maupun luar negeri.
  • Menjalin hubungan dengan VOC → Kesultanan Pontianak menjalin hubungan dengan Belanda (VOC) untuk memperkuat posisinya.

Pontianak pun berkembang menjadi kota yang ramai dan menjadi salah satu pusat peradaban di Kalimantan Barat.