Langsung ke konten utama

Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir (Al-Khidr)

Kisah Nabi Musa (AS) bertemu dengan Nabi Khidir (AS) adalah salah satu cerita penuh hikmah yang diceritakan dalam Surah Al-Kahf (18:60-82). Cerita ini mengajarkan tentang pentingnya kesabaran, kerendahan hati, dan pemahaman terhadap hikmah Allah yang sering tersembunyi.

 

Awal Kisah Keinginan Nabi Musa untuk Belajar

  • Pertanyaan dari Bani Israil:
    Nabi Musa suatu hari ditanya, “Siapa orang yang paling berilmu?” Nabi Musa menjawab bahwa dialah orang tersebut, tanpa menyebut bahwa segala ilmu berasal dari Allah. Untuk mengajarkan pelajaran kepada Nabi Musa, Allah mewahyukan bahwa ada seorang hamba yang memiliki ilmu khusus yang tidak dimiliki Musa.
  • Perintah Bertemu Khidir:
    Allah memerintahkan Musa untuk mencari Khidir, seorang hamba Allah yang diberi ilmu khusus. Allah menyuruh Musa membawa ikan sebagai tanda, dan ketika ikan itu menghilang, di situlah ia akan menemukan Khidir.

 

Pertemuan dengan Khidir

  • Nabi Musa bersama pembantunya, Yusha’ bin Nun, melakukan perjalanan. Ketika mereka sampai di tempat bertemunya dua laut (Majma' Al-Bahrain), ikan yang mereka bawa hidup kembali dan masuk ke laut.
  • Setelah menyadari tanda itu, Musa kembali ke tempat tersebut dan menemukan Khidir.

 

Identitas Nabi Khidr

Mengenai siapa Nabi Khidr sebenarnya, terdapat beberapa pendapat di kalangan para ulama:

  1. Sebagian ulama menyebutkan bahwa Nabi Khidr adalah seorang nabi: Mereka berpendapat bahwa meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an bahwa Nabi Khidr adalah nabi, banyak bukti yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah dengan ilmu khusus.

  2. Beberapa pendapat menyatakan bahwa Khidr adalah wali Allah: Sebagian ulama berpendapat bahwa Nabi Khidr bukanlah seorang nabi, tetapi seorang wali (hamba Allah yang sangat dekat dengan-Nya), yang diberi ilmu dan kebijaksanaan luar biasa oleh Allah.

  3. Hubungan dengan Nabi Musa: Nabi Khidr dan Nabi Musa memiliki hubungan yang erat dalam cerita Al-Qur'an, di mana Nabi Khidr memberi pelajaran kepada Nabi Musa tentang makna di balik peristiwa-peristiwa yang tampaknya membingungkan.

 

Nama dan Asal Usul

  • Nama: Nama "Khidr" (atau Hidir) sering kali diterjemahkan sebagai "Hijau" atau "Segar", yang dapat merujuk pada keadaan atau sifat beliau yang penuh berkah dan ilmu yang bermanfaat. Namun, asal-usul pasti nama ini tidak banyak dijelaskan dalam teks.
  • Asal Usul: Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Nabi Khidr adalah keturunan dari Nabi Adam (AS), namun detail mengenai garis keturunan beliau tidak banyak dibahas dalam Al-Qur'an atau Hadis.

 

Permintaan Nabi Musa

  • Musa meminta izin untuk belajar dari Khidir.
  • Khidir memperingatkan Musa bahwa ia tidak akan sabar, karena ilmu yang dimiliki Khidir berasal langsung dari hikmah Allah, yang sering kali di luar logika manusia.
  • Namun, Musa berjanji akan bersabar dan tidak akan bertanya sampai Khidir menjelaskannya sendiri.

 

Tiga Peristiwa yang Dihadapi Musa dan Khidir

  1. Perahu yang Dirusak:

    • Mereka menaiki perahu milik orang-orang miskin. Di tengah perjalanan, Khidir melubangi perahu tersebut.
    • Musa tidak bisa menahan diri dan bertanya, “Mengapa engkau melubangi perahu ini? Apakah untuk menenggelamkan mereka?”
    • Khidir mengingatkan Musa tentang janji untuk tidak bertanya.
  2. Anak yang Dibunuh:

    • Di perjalanan, Khidir bertemu seorang anak muda dan membunuhnya.
    • Musa kembali tidak dapat menahan diri dan berkata, “Mengapa engkau membunuh jiwa yang tidak bersalah?”
    • Khidir sekali lagi mengingatkan Musa bahwa ia tidak akan sabar.
  3. Dinding yang Diperbaiki:

    • Mereka sampai di sebuah desa yang penduduknya sangat pelit dan tidak mau memberi mereka makan. Namun, Khidir memperbaiki dinding yang hampir roboh tanpa meminta upah.
    • Musa bertanya, “Mengapa engkau memperbaiki dinding ini tanpa meminta upah?”
    • Khidir berkata bahwa ini adalah perpisahan mereka, dan ia akan menjelaskan alasan di balik tindakannya.

 

Penjelasan Khidir

  1. Perahu:
    • Perahu itu milik orang miskin yang mencari nafkah di laut. Di depan mereka ada raja zalim yang akan merampas perahu yang utuh. Dengan melubangi perahu, Khidir menyelamatkan perahu itu dari dirampas.
  2. Anak:
    • Anak yang dibunuh akan tumbuh menjadi anak yang durhaka dan membawa kerusakan besar bagi orang tuanya yang saleh. Allah menggantinya dengan anak yang lebih baik dan lebih berbakti.
  3. Dinding:
    • Dinding itu milik dua anak yatim. Di bawahnya terdapat harta warisan yang ditinggalkan oleh ayah mereka yang saleh. Jika dinding itu roboh, harta itu akan terekspos dan diambil oleh orang-orang desa yang serakah. Dengan memperbaiki dinding, Khidir melindungi harta tersebut sampai anak-anak itu cukup dewasa untuk mengambilnya.

 

Hikmah dari Kisah Ini

  1. Ilmu Allah Tak Terbatas:
    Manusia hanya diberi sebagian kecil ilmu. Nabi Musa, meskipun seorang nabi besar, tetap harus belajar bahwa hikmah Allah sering kali melampaui pemahaman manusia.

  2. Kesabaran dan Keimanan:
    Banyak kejadian di dunia ini yang tampak buruk, tetapi sebenarnya membawa kebaikan yang lebih besar. Kesabaran dan keimanan kepada rencana Allah adalah kunci.

  3. Kerendahan Hati:
    Nabi Musa, meskipun seorang nabi ulul azmi, tetap rendah hati untuk belajar dari seorang hamba Allah yang lain.


Ilustrasi Perahu